Selamat Datang Di Beranda Chemerlap, Kami Bukan Aktifis Tapi Kami Tetap Peduli Pada Negara Kami, Dan Kami Akan Terus Menatap Ke Depan Demi Negara Ini Dan Jadikan Sejarah Bangsa Ini Sebagai Referensi Menata Masa Depan ,
''The Youth of The Nation Never Die''

Kamis, 10 Maret 2011

Nasionalis, Agama, Komunis Dalam Menemukan Jati Diri Bangsa

Sebuah pertentangan klasik antara kaum agama yg berorientasi kepada penerapan hukum Islam dalam negara Indonesia, kaum nasonalis yang berorientasi kepada paham kebangsaan bangsa Indonesia yang bahwa negara Indonesia harus dipisahkan antara kepentingan agama n kepentingan negara,n paham komunis yang berorientasi pada paham internasionalisme komunis yg menginginkan terciptanya negara sosialis Indonesia,seiring jalannya zaman dengan melewati berbagai pergolakan yg tidak lepas dr ketiga paham tersebut maka komunislah yg harus takluk pertama setelah tahun 1926,1948, n 1965 gagal dalam mensosialiskan n mengkomuniskan Indonesia hingga mereka harus jadi paham terlarang di Indonesia akibat kudeta gagal tahun 1965 yang sampai sekarang tabir sejarahnya masih dalam kegelapan,serta kegagalan komunis internasional dalam menguasai perpolitikan dunia dengan runtuhnya USSR.
Kaum agama yg bercita2 menegakkan syariat Islam dalam kehidupan bernegara minimal bisa menegakkan syariat Islam kepada penganut agama Islam. Pada awal sebelum kemerdekaan kaum agama dapat 'menang' dalam menyusun konstitusi negara dengan disahkan Piagam Jakarta yang menetapkan penegakan syariat Islam bagi pemeluknya,akan tetapi hanya bertahan sesaat kaum agama harus ''legowo'' menerima kenyataan bahwa demi persatuan n kesatuan Piagam Jakarta harus diubah dengan menghilangkan 7 kata yaitu dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk2nya menjadi Ketuhanan Yang Maha Esa,dan itulah yang disahkan sebagai dasar negara pada tanggal 18 Agustus 1945, tp perjuangan kaum agama tidak berhenti malah para separatis Islam memproklamirkan sebuah negara Islam di Jawa Barat oleh RM kertosuwiryo n di Sulawesi Selatan oleh Kahar Muzakkar yang sejatinya dilatarbelakangi oleh kekecewaan mereka terhadap pemerintah pusat. Para politisi Islam tetap berjuang untuk mengembalikan Piagam Jakarta tapi selalu gagal dimulai 1955 sampai amandemen terakhir UUD NKRI 1945 tahun 2002,mereka harus sekali lagi mengalah demi persatuan n kesatuan,tapi apakah perjuangan kaum agama sudah padam?kenyataannya belum karena sampai sekarang walau tidak bisa mencantumkan penegakan syariat Islam dalam konstitusi negara tapi aspirasi mereka dapat diakomodasi dengan adanya pengadilan agama n UU no 1 tahun 1974 tentang perkawinan yg mengakomodir kepentingan umat Islam serta penegakan syariat Islam bisa hidup di daerah dengan banyak perda yang bernuansa syariat Islam n malah aceh mendapat keistimewaan dalam menegakkan syariat Islam di wilayahnya.
Pada akhirnyalah kaum nasionalislah yang ''memenangkan'' pertarungan dalam pencarian jati diri bangsa Indonesia,kaum nasionalis membawa bangsa Indonesia hidup dalam kebhinekaan tunggal ika yang mensimbolkan Indonesia yang beragam tapi tetap satu dalam sebuah bangsa,walau mayoritas rakyat Indonesia adalah pemeluk Islam tp tidak sanggup untuk menegakkan syariat mereka yang mereka yakini adalah hukum Tuhan,sebuah keanehan bahwa mayoritas meyakini sebuah hukum Tuhan tapi enggan untuk menerapkan hukum Tuhan mereka. Tapi kembali lagi ke alasan klasik bahwa demi persatuan dan kesatuan bangsa semua itu harus dinafikan walau itu adalah hukum Tuhan.
The founding father Indonesia Soekarno pernah menganjurkan agar Nasionalis,Agama,n Komunis agar dapat hidup berdampingan dalam kehidupan berbangsa dan bertanah air tapi itu semua adalah hal mustahil,keberagaman suku,budaya, n adat dapat bersatu dalam sebuah satu ideologi tp keberadaan berbagai ideologi itu yang sangat sulit bersatu,harus ada yang menang,beradaptasi,n disingkirkan, dan itulah kenyataannya.
Apakah dengan kemenangan kaum nasionalis bangsa ini telah menemukan jati dirinya sebagai suatu bangsa yang besar??atau malah sebuah bangsa yang kehilangan jati diri?biarlah waktu yang menjawab semuanya....

Minggu, 06 Februari 2011

Ratapan Sang Idealis,,

Ingin aku tuangkan segala ide yang ada di otak n hati dalam sebuah tulisan untuk meneriakkan kebenaran dan keadilan agar semua tahu bahwa kebenaran dan keadilan adalah tatanan hidup yang ideal manusia yang berakal yang mempunyai nurani,tapi apalah arti sebuah tulisan kebenaran dan keadilan di zaman yang penuh kemunafikan,aku bisa saja menjadi populer telah menulis sebuah karya yang meneriakkan kebenaran dan keadilan kemudian menjadikan aku munafik karena kepopuleran itu,yang bisa aku lakukan hanyalah memelihara kebenaran dan keadilan yang entah sampai kapan bisa memeliharanya di zaman yang penuh kemunafikan yang kadang buta akan kebenaran dan keadilan,tapi aku yakin walau kebenaran tiap hari ditikam oleh kemunafikan tapi kebenaran tak akan pernah mati,walau keadilan dienyahkan oleh kemunafikan tapi suatu saat keadilan akan tetap datang,,

Dari Sahabat Untuk Sahabat

Walau kita tidak pernah bertemu di dunia ini tapi kamulah sahabatku,
Kita bukan sahabat fisik yang setiap waktu kita habiskan ntuk bersama,
Kamu adalah sahabatku dalam pemikiran yang setiap waktu mengiringi langkahku,
Kita tidak se-iman,kita tidak se-ras,kita tidak se-disiplin ilmu,tapi kita sama-sama pemuda negeri ini,engakulah sahabatku,
Wahai sahabatku jangan pernah merasakan kesepian,
Wahai sahabatku jangan pernah menganggap perjuanganmu sia-sia dan menganggap hanyalah ''onani'' yang konyol,
Janganlah kamu menganggap makin sedikit yang mengerti kamu,ada aku sahabatmu yang senantiasa mengerti kamu wahai sahabat,
Janganlah bersedih kamu dimusuhi para kaum hipokrit,karena permusuhan dangan kaum hipokritlah yang membuatmu jadi mulia,perjuanganmu belum selesai sahabatku,hidupmu singkat tapi perjuanganmu tiada henti,,
(1942-1969),,

Dari Sahabat Untuk Sahabat

Walau kita tidak pernah bertemu di dunia ini tapi kamulah sahabatku,
Kita bukan sahabat fisik yang setiap waktu kita habiskan ntuk bersama,
Kamu adalah sahabatku dalam pemikiran yang setiap waktu mengiringi langkahku,
Kita tidak se-iman,kita tidak se-ras,kita tidak se-disiplin ilmu,tapi kita sama-sama pemuda negeri ini,engakulah sahabatku,
Wahai sahabatku jangan pernah merasakan kesepian,
Wahai sahabatku jangan pernah menganggap perjuanganmu sia-sia dan menganggap hanyalah ''onani'' yang konyol,
Janganlah kamu menganggap makin sedikit yang mengerti kamu,ada aku sahabatmu yang senantiasa mengerti kamu wahai sahabat,
Janganlah bersedih kamu dimusuhi para kaum hipokrit,karena permusuhan dangan kaum hipokritlah yang membuatmu jadi mulia,perjuanganmu belum selesai sahabatku,hidupmu singkat tapi perjuanganmu tiada henti,,
(1942-1969),,

Coretan Hilang Arah

Aku tahu kamu tidak akan memberikan masukan atau saran kepada aku karena kamu hanya media tempat aku menuliskan segala keresahanku,
Aku tahu kamu tidak akan terganggu jika keresahanku aku tumpahkan kepada kamu,aku tidak mau membebani keresahanku kepada orang lain,aku tidak mau orang lain merasa terbebani dengan keresahanku,biarlah aku tetap tersenyum kepada semua orang seolah aku seorang yang tidak pernah merasa sedih,aku mau orang ikut tersenyum akan senyumanku,
andai saja ada seseorang yang aku sayangi bersama saat ini yang bisa mengerti aku,aku akan berbagi keresahan dan segala macam gundah yang ada di hati aku,maafkan karena segala keresahanku aku bagi dengan kamu,walau kamu hanyalah media tulis tapi aku sudah lega menuangkan segala keresahanku,aku merasa kesepian dengan membawa segala ide-ide yang ada di otakku,aku merasa dilema menghadapi segala yang bertentangan dengan hati nuraniku,walau hal itu adalah hal sudah biasa di zaman sekarang,tapi bagi aku itu semua hanyalah kemunafikan,aku ingin berteriak melawan semua tapi aku tidak punya kekuatan,aku sudah capek dengan semuanya,aku berbicara menentang segalanya tapi malah aku kelihatan aneh di mata orang-orang,mungkin sekarang aku adalah pecundang yang gagal mengaplikasikan segala yang aku yakini adalah kebenaran,aku sama sekali tidak punya kesempatan,aku memilih diam menunggu sebuah kesempatan membangunkan aku dalam diam,tapi dengan diam bukannya aku menyerah!!!

My Quote

tidak ada cinta yang lahir dari hipokrisi,,,



seorang negarawan sejati tidak butuh pencitraan diri tapi seorang negarawan adalah guru kebenaran n keadilan,,,



kadang dalam dunia demokrasi buta akan salah dan benar,,yang ada kalah dan menang,



untuk menuju ke surga janganlah berfikir indahx surga dl tp lebih bijak jika kita berfikir jalan apa yg ditempuh untuk menuju ke surga,bisa sj kita salah jalan u/ kesana,



dia orang kaya,,aku takkan pernah iri kepada dia n tdk pernah berpikir kenapa aku tdk kaya seperti dia,dia orang pintar,,aku akan iri kepada dia n berpikir kenapa aku tdk se pintar dia,,,



janganlah pernah berfikir klo orang yang telah membuang kotoran di halaman rumahmu akan mengulangi perbuatannya, tapi berfikirlah bagaimana bisa dia punya niat membuang kotoran di halaman rumahmu,,,



orang yang tidak beragama jauh lebih baik jika dia bijaksana daripada seorang yang beragama tapi tidak bijaksana,tapi mulialah orang yang beragama lagi bijaksana,,,



maka bijaklah seseorang jika melakukan kesalahan tapi mau menyadari dan berusaha untuk lebih baik,,,



pemimpin sejati takkan pernah mengeluh di depan bawahanx,,lelaki sejati tidak akan pernah terlihat sedih di depan banyak orang,,jika seorang lelaki pemimpin banyak mengeluh n sering terlihat sedih itu namax tidak lebih dari seorang pecundang,,,,



keluarlah dari diam kita,jgnlah bersembunyi terbenam dalam diam,banyak jalan untuk keluar dari diam,keluarlah dengar suara kejujuran n kebohongan serta liatlah keadilan n ketidakadilan,jgnlah seperti kutu yg tebenam dalam rimbunx bulu2 kelinci....di ujung bulu mari kita teriakkan kebenaran walau bulu yang kita panjat berbeda,,,



jgn pernah memulai sesuatu jika masih ada rasa ragu,kemauan bisa segala2x tp kemampuan itu terbatas,,,



kutu kelinci yg terbenam dalam bulu2 kelinci,,



cinta itu buta tp manusia tdk buta,,jd jgn sampai dibutakan cinta krn pada dasarx kita tdk buta,kita yg harus memperlihatkan cinta kemana jalanx krn dia buta,,,



bedakan kawan cinta dengan obsesi,,cinta untuk memahami sedangkan obsesi untuk memiliki,,kadang mengatakan cinta tp sesungguhx tdk lebih dr skedar obsesi,,



seorang yang jujur skalipun dapat berbohong karena cinta,,,



kadang kita butuh mencintai tp ga butuh dicintai,,krn kita harus memilih bkn untuk dipilih,,,



biarlah cinta datang krn terbiasa bkn datang dgn tiba2 lalu pergi dengan sekejap,,,



''sang idealis sebatas jaket almamater''



maaf yaa para wanita klo aku bilang sebenarnya sebahagian besar wanita itu tidak bisa membedakan mana kebohongan n mana kejujuran,,wanita hanya tahu bagaimana penyampaianx,makax banyak wanita yg jd korban kebohongan,,,,



kehormatan wanita ada pada dirix sendiri tp kehormatan pria ada pada wanitanya,,,



cinta kepada Tuhan bagai segelas air putih, cinta sesama manusia bagai satu sendok syrup manis,,jika kita campur keduax ke dalam gelas yg terasa hanya rasa manis syirup kita manusia lupa akan rasa air putih,,,renungkanlah wahai sahabat,,



janganlah memakan sesuatu yang kamu tidak tahu asal usulnya seperti halnya janganlah menyembah sesuatu sebelum kamu tahu apa yang kamu sembah,,,



orang yang bijak akan menggambarkan sifat melalui hatix,n menggambarkan wujud melalui akalx,,



kesedihan bukanlah untuk ditampakkan kepada kawan,ketegaranlah yang kita tampakkan kepada kawan dengan tetap tersenyum kepada dunia agar kawan tetap dapat merasakan senyuman kita bkn kesedihan kita,hanya kepada org tertentulah kesedihan itu kita tampakkan,



seorang istri yg baik takkan pernah mengatakan "wahai suamiku berapa banyak harta yang engkau berikan kepada istrimu ini" tp akan mengatakan ''wahai suamiku dari manakah engkau dapat harta yg engkau berikan kepada istrimu ini''



untuk mencari suatu kebenaran kadang kita harus memakai cara2 yg tdk biasa,,



enungkanlah wahai manusia,apakah kalian yang menciptakan Tuhan untuk kalian sembah atau Tuhan yg menciptakan kalian u/ menyembah kepada-Nya,,



kalian orang terpelajar tp kalian buta akan nilai keadilan,kami org bodoh tp kami tdk buta akan nilai keadilan,ajarilah kami ilmu kalian agar kami tidak bodoh n kami akan ajarkan kalian nilai2 keadilan agar kalian tidak buta dgn nilai keadilan,marilah bersama2 membangun negeri ini,,



duhai kekasihku,jika kamu meminta menyebut namamu dijelang nafas terakhirku untuk buktikan cinta,duhai kekasihku kamu yang terburuk yg pernah ku kenal krn namamu tidaklah pantas disebut hanya nama Allah lah yg pantas!!



beribadahlah krn ketaqwaan,bersekolahlah krn kepandaian,bercintalah dgn ketulusan,bekerjalah krn amanah,,


Minggu, 09 Januari 2011

Nikah Siri, antara Hukum Agama dan Hukum Negara

Belakangan, perdebatan soal nikah siri, kawin kontrak, dan poligami sangat seru. Silang pendapat ini terkait rencana pemerintah yang menggodok Rancangan Undang-Undang (RUU) Hukum Materiil Peradilan Agama tentang Perkawinan. Dalam RUU tersebut pelaku nikah siri, kawin kontrak, dan poligami bisa dipidanakan.
Sanksi pidana ini diwacanakan mengingat dari ketiga macam pernikahan di atas telah menimbulkan banyak korban. Kementerian Agama mencatat, 48 persen dari 80 juta anak di Indonesia lahir dan proses perkawinan yang tidak tercatat. Artinya, 35 juta anak di Indonesia sulit mendapatkan surat lahir, kartu tanda penduduk, hak-hak hukum seperti hak waris, dan sebagainya. Selain itu, dari dua juta perkawinan per tahun, terdapat 200 ribu perceraian.
Data ini menunjukkan perkawinan tanpa pencatatan bakal menimbulkan masalah panjang, khususnya bagi anak-anaknya. Belum lagi soal status istri hasil nikah tanpa pencatatan. Mereka tidak terlindungi secara hukum. Jika perkawinanya bermasalah, maka si istri tak bakal bisa mendapatkan hak-haknya secara wajar. Hak waris, hak gono-gini, dan hak-hak perlindunga hukum lainnya.
Saya menyambut baik rencana pemerintah untuk mengatur soal pernikahan. Bahwa soal bagaimana peraturan pernikahan mesti dilakukan, sanksi pidana maupun perdata bagi yang melanggar, siapa saja yang bisa dikenai hukum, itu soal teknis yang bisa diperdebatkan. Namun, yang penting di sini, Negara sudah punya niat untuk melindungi hak-hak sipil warga yang timbul akibat penyalahgunaan pernikahan. Negara berkewajiban menciptakan harmoni dan keteraturan sosial di tengah masyarakat.
Harus diakui, nikah siri, kawin kontrak, dan poligami sering disalahgunakan para pelakunya. Dengan beribu satu dalih. Siapa lagi korbannya kalau bukan istri dan anak-anak mereka. Dengan mudahnya mereka kawin-cerai, tanpa memedulikan akibat hukum lebih lanjut.
Bagi saya, perdebatan ini sah-sah saja terjadi. Silang pendapat ini menunjukkan bahwa dialektika berdemokrasi di negeri ini masih ada. Namun, saya perlu memberi catatan tersendiri terhadap bagi mereka yang tidak sepakat. Pertama, nikah siri sah secara agama. Sehingga Negara tidak bisa mengintervensi kaidah-kaidah agama dalam perkawinan. Logika seperti ini buat saya tidak bisa saya terima. RUU rancangan pemerintah tersebut tidak bermaksud mengintervensi hukum-hukum agama. Karena RUU itu hanya mengatur dampak adiminstratif dan hukum akibat pernikahan tanpa pencatatan. Bahwa soal perkawinan tanpa pencatatan sah secara agama tidak bisa dijadikan dalih.
Mengingat, antara hukum agama dan hukum Negara bergerak dalam ranah yang berbeda. Hukum agama menuntut pertanggungjawaban kepada yang di Atas. Hukum agama dalam perkawinan muncul saat zaman kenabian Muhammmad 14 abad silam, di saat Negara secara administrative belum ada. Wajar jika syariat Islam tak mengatur pencatatan pernikahan.
Sementara hukum Negara mempertanggungjawabkan pelaksanaanya kepada Negara. Apalagi Negara kita bukan Negara agama. Dus, menentang rencana RUU pernikahan dengan dalih melanggar hukum Tuhan tentu bukan alasan yang tepat. Toh di Negara-negara Islam sekalipun, aturan seperti ini mulai diberlakukan. Di Jordan, misalnya.
Kedua, dengan larangan nikah siri maka akan memarakkan perzinahan, pelacuran, seks bebas, dsb. Terus terang, saya sangat geli mendengar argumen ini. Apa hubungannya antara larangan nikah siri dengan seks bebas? Seks bebas, pelacuran itu masalah moralitas manusia. Orang yang berargumen seperti ini mungkin tidak sadar, dengan pendapatnya itu secara tidak langsung mereka mengatakan bahwa nikah siri sebagai bentuk “seks bebas” yang dilegalkan agama. Tentu ini logika sesat…
Dalam konteks pernikahan siri, para penafsir kitab suci agaknya perlu merenungkan kembali tentang makna kehadiran agama di muka bumi. Agama lahir untuk memberi pencerahan hidup bagi siapa saja, khususnya bagi pemeluknya. Agama selalu menentang praktek keagamaan yang berpotensi merugikan pihak lain. Termasuk dalam soal pernikahan.
Sudah saatnya kaum agamawan membuka pikiran dan hatinya untuk menemukan spirit pelaksanaan ajaran agama. Waktu terus bergerak. Dinamika zaman terus berputar. Kita tak bisa berpegang secara kaku tentang dogma-dogma agama. Kalau kita cuma berpatok pada ketentuan “syariat”, yang terjadi adalah bentuk kekauan. Saya tidak bermaksud mengajak mengubah ajaran agama, tapi mengajak menafsirkan kembali agama sesuai spirit agama itu sendiri.
Jangan sampai keagungan ajaran agama justru dijadikan jubah untuk menutupi kezaliman…